Info Links 308 - Berbagi informasi & pengetahuan

Jumat, 06 September 2019

Jaket Bomber Wanita



Jaket bomber adalah jaket yang dulunya hanya digunakan oleh pilot pada masa perang dunia 1, jaket ini di desain tebal dan hangat untuk melindungi pilot dari tekanan udara dan suhu saat menerbangkan pesawat.

Namun seiring berkembangnya zaman, jaket ini pun sekarang populer di kalangan umum bukan hanya pria namun juga wanita. Dengan berciri khas resleting di tengah dan berbahan tebal, jaket wanita ini cocok sekali digunakan saat musim dingin.

Namun pada dasarnya, itu tergantung dengan bahan yang digunakan untuk membuat jaket bomber ini. Macam - macam bahan yang sering digunakan adalah parasut, fleece, baby terry, kulit alami dan kulit sintetis.

Mencari jaket bomber wanita? Bendostore adalah tempatnya! Mereka menawarkan berbagai jaket wanita menarik dengan harga terjangkau namun bahan berkualitas.


Bukan hanya jaket, bendostore juga menjual sweater wanita yang tak kalah menarik. Ayo kunjungi sekarang juga hanya di www.bendostore.com.

Senin, 08 April 2019

Kampung Keling Medan

Mengenal c

Kampung Madras atau yang biasa pula dikenal dengan sebutan Kampung Keling Medan adalah nama sebuah area yang mempunyai luas tidak cukup lebih 10 hektar di Sumatra Utara, Kota Medan. Di Kampung Keling ada komunitas penduduk India dalam jumlah banyak. Kawasan Kampung Keling ini bertempat tepatnya salah satu kecamatan Medan Petisah dan Medan Polonia.

Berwisata ke Medan, traveler bisa singgah di Kampung Madras yaitu landmark Kota Medan. Disebut pula sebagai Kampung Keling, sebab mengekor julukan populer etnis India yang banyak sekali berkulit gelap atau keling.

Sejarah Kampung Keling

Kawasan Kampung Keling Medan tadinya disebut “Patisah”, lantas seiring berjalannya waktu merasakan perubahan nama jadi “Kampung Madras” supaya menggambarkan bahwa area tersebut adalahtanah asal penduduk keturunan bangsa India.

Dalam sejarahnya Kampung Keling di Kota Medan berawal sejak mula abad 19. Ketika itu, ada tidak sedikit orang-orang dari India Tamil datang dari negaranya ke Indonesia guna menjadi pekerja, yaitu sebagai buruh perkebunan tembakau. Pada masa itu, semua pemilik kebun tembakau memang lebih suka menggunakan tenaga kerja impor India karena mereka dikenal sebagai pekerja yang giat dan patuh pada atasan mereka.

Hingga semakin lama, kian banyaklah orang-orang dari India Tamil bekerja di Medan. Lambat laun tidak melulu orang-orang India Tamil, namun orang-orang India Cheyttar dan Punjab juga hadir ke Medan dalam rangka mengadu nasib. Di samping menjadi buruh di perkebunan, pendatang dari India tersebut juga bekerja dalam bidang konstruksi dan sebagai pedagang.

Dalam daftar BWS (Badan Warisan Sumatera), regu kesatu Tamil yang menginjakan kaki di Medan yakni sejumlah 25 orang di tahun 1873. Rombongan kesatu itu dipekerjakan oleh pengusaha berkebangsaan Belanda mempunyai nama Nienhuys yang adalahpemilik perkebunan tembakau. Kemudian perkebunan tembakau tersebut familiar dengan nama tembakau Deli.

Pengusaha tembakau itu menjadikan tanah Deli termasyur di kancah perniagaan internasional. Saking terkenalnya di masa itu, tanah perkebunan tembakau itu dijuluki sebagai “Tanah 1 juta Dollar”. Kemudian semakin tidak sedikit para buruh yang datang dari India sebagai buruh perkebunan, penjaga malam, supir, pengendali kereta lembu, maupun pekerja untuk membina jalanan dan waduk.

Ketika kolonial Belanda menegakkan cabang Bank De Jawasche di Medan tahun 1879, maka sebanyak orang Sikh bekerja sebagai penjaga. Dikarenakan peluang ekonomi dan kondisi di Medan pada masa tersebut sangat bagus, maka beberapa pendatang dari India pun membuka peternakan lembu. Hal itu didukung pula dengan bertambahnya permintaan terhadap pasokan susu ke Belanda. Kemudian tidak sedikit pendatang India yang sukses dengan usaha peternakan lembu sampai orang-orang keturunan India di Medan familiar sebagai semua produsen susu lembu murni.               

Baca lebih lengkap mengenai Kampung Keling Medan.

Destinasi wisata menarik lainnya:

Get notify via email